Kamis, 18 Maret 2010

filsafat pendidikan islam

Pengertian filsafat dan definisi filsafat

Secara etimologis, istilah filsafat yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosophy (bahasa inggris), berasal dari bahsa yunani (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata (philos) dan (sophia). Kata philos berarti kekasih, bisa juga sahabat. Adapun sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi, secara harfiah berarti mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Oleh karena itu philosophia telah di Indonesiakan menjadi filsafat, ajektifnya adalah filsafati dan bukan filosof. Kecuali bila di gunakan kata filosofi dan bukan filsafat, maka ajektifnya yang tepat adalah filosofis, sedangkan yang mengacu kepada orangnya adalah kata filosof.
Beberapa pendapat filosof tentang filsafat
• Para filusuf pra-skolastik berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.
• Plato mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
• Aristoteteles (murid plato) filsafat menrinya adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab dari realitas yang ada. Selain itu ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau ”peri ada sebagaimana adanya” (being as such)
• Rene descrates, filusuf prancis yang termasyhur dengan argumen bahsa latin cogito ergosum (aku berfikir maka aku ada), mengatakan bahwa filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya dalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.
• William James, filusuf amerika yang terkenal sebagai tokoh pragmatisme dan pluralisme. Filasafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
• Immanuel kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.
• Fichte, menyebut filsfat sebagai Wissenschaftselehre: ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu yang umum, yang menjadi dasar segala ilmu.
• Al kindi, sebagai ahli pikir pertama dari filsfat Islam yang memberikan pengertian filsafat dikalangan umat Islam, membagi filsafat menjadi tiga lapangan:
o Ilmu fisika(al ilmu al thobiyyat)
o Ilmu matematika (al ilmu al riyadhi)
o Ilmu ketuhanan (al ilmu al rububiyyat)
• Ibnu Sina, juga membagi filsfat dalam dua bagian, yaitu teori dan praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, dimana dasarnya terdapat dalam syariat Tuhan, yang penjelasan dan kelengkapannya diperoleh dengan tenaga akal manusia.
• Al farobi, mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang ujud karena dia ujud (al ilm bi al mujadat bima hiya mujadah)

Dari beberapa argumen yang diutarakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa filasafat adalah sumberdari ilmu pengetahuan (The mother of science). Dan filsafat adalah ilmu yang mempelajari hakikat yang paling hakikat dari segala yang wujud. Dalam filsafat ada empat hal yang mendasar:
• Pengetahuan tentang hikmah
• Pengetahuan tentang prinsip atau dasar
• Mencari kebenaran
• Membahas dasar dari apa yang di bahas.

Filsafat pendidikan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Filsafat Pendidikan Islam

Dalam dunia filsafat, filsafat pendidikan merupakan suatu bentuk filsafat khusus, yaitu bagian atau cabang dari filsafat yang mengkhususkan objek dan sasaran pembahasannya dalam bidang pendidikan. Kalau filsafat islam, sebagaimana halnya dengan filsafat pada umumnya mempunyai objek yang luas, yaiut meliputi alam semesta, alam amnusia dan alam yang dibalik alam, maka filsafat islam sebagai bagian dari cabangnya membatasi ojek dan sasaran pembahasannya pada alam manusia yang mengenai hakikatnya, perihidup dan kehidupannya.
Dapat dikatakan pula bahwa filsafat pendidikan islam, merupakan penggunaan dan penerapan filsafat islam dalam dunia kependidikan.
Dengan demikian filsafat pendidikan islam sebagai suatu sistem, ia selalu berkaitan dan sejalan dengan sistem induknya , yaitu filsafat Islam.

Media pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

MEDIA PEMBELAJARAN

MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN BAHSA ARAB

Latar Belakang

Setelah kita banyak belajar tentang pengertian dan konsep umum tentang media pembelajaran. Kami dari kelompok tiga akan kami khususkan bahsan kami seputar pemilihan media pembelajaran bahasa arab. Yang meliputi prasyarat, dasar pertimbangan, criteria dalam pemilihan media pembelajaran bahasa arab.

Pemilihan media pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Selain media faktor perencenaan juga perlu diperhatikan oleh guru. Tanpa kedua unsure tersebut tidak akan teripta pembelajaran yang efektif.

Akan tetapi harus diperhatikan oleh seorang guru tentang cara pemakaian dan penguasaan terhadap media yang akan digunakan. Karena percuma jika kita tidak dapat menggunakan media tersebut. Karena sering terjadi kasus seperti ini, fasilitas termasuk sarana dan prasarana tidak dipakai dan dibiarkan begitu saja, hanya karena tidak punya penguasaan tentang media yang akan dipakai.


Rumusan Masalah

1. Apa saja syarat-syarat media pembelajaran bahasa arab?

2. dasar pertimbangan apa yang dipakai dalam media pembelajaran bahsa arab?

3. Bagaimana menentukan criteria pemilihan media pembelajaran bahsa arab?


BAB II

PEMBAHASAN

2. a. Syarat- Syarat Menentukan Media Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang matang. Sebelum kita menentukan media pembelajaran yang cocok kita perlu mempertimbangkannya lebih dulu. Percuma jika guru mempunyai media tapi akan tetapi tidak mampu menggunakannya. Oleh karena itu sebelum menentukan pemilihan harus ada prasyarat yang perlu dipenuhi antara lain:

1. Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran.

2. Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran

3. Memilih, merancang atau memodifikasi dan mengembangkan materi dan media yang tepat

4. Menggunakan materi dan media

5. Meminta tanggapan dari siswa

6. Mengevaluasi hasil belajar

2. b. Dasar Pertimbanagan Pemilihan Media Pembelajaran

Dasar pertimbangan media pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan factor-faktor berikut:

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi factor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia dan waktu yang tersedia.

2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa.

3. Hambatan dari siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketrampilan awal.

4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan ke efektifan biaya.

5. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.

Selain itu sebelum membeli media pembelajaran perlu adanya pertanyaan praktis yang diajukan antara lain:

1. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?

2. Apakah ada sumberinformasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan?

3. Apakah perlu dibentuk tim untuk mereviu yang terdiri dari para calaon pemakai?

4. Apakah ada media di pasaran yang telah di validasikan?

5. Apakah media yang bersangkutan boleh di reviu yang sudah di bakukan?

2. c. Kriteria Pemilihan

Criteria pemilihan media bersumber dari sistem instruktusional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa criteria yang harus diperhatikan dalam memilih media.

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Media dipilih dan di pilah berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga dari ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya konsep, fakta, atau prinsip. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan symbol dank ode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan yang berbeda untuk memahaminya.

3. Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu dana atau sumberdaya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan. Media yang m,ahal dan dan mmemakan waktu lama itu belum menjadi jaminan sebagai media yang terbaik.

4. Guru trampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu criteria utama. Apa pun media yang digunakan seorang guru harus mampu mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar.

5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil. Jadi seorang guru harus bisa mengelompokkan sasaran yang akan dituju.

6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Tidak Cuma media visual saja melainkan semua media yang kitga gunakan harus sesuai dengan mutu dan teknis yang telah ditentukan. [1]


BAB III

KESIMPULAN

Selain media pembelajaran juga di perlukan perencenaan yang matang. Perencanaan di perlukan untuk lebih memudahkan media yang cocok dan mampu membantu perencanaan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pemilihan dalam penentuan media. Sebelum memilih di perlukan dasar pertimbngan dan kriterianya.



[1][1] Arsyad azhar, “Media pembelajaran”. 1997. Jakarta: PT.Raja Grafindo Sejahtera